KATA PENGANTAR
Assalamu
‘Alaikum Wr. Wb.
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas berkat rahmat
dan karunianya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula kami haturkan Salam dan salawat
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada para
sahabat seperjuangan, keluarga, sampai termasuk kita sebagai umatNya.
Makalah Ilmu Alam Dasar
yang kami buat ini merupakan tugas yang harus diselesaikan. Selain itu
diharapkan juga agar bisa menambah pemahaman dan pengetahuan terutama bagi
penulis sendiri tentang Perkembangan
Penalaran Manusia
Namun,
kami menyadari bahwa Makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penulis dan
penyusun meminta kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik & saran
sehingga Makalah ini dapat sempurna pada pembahasan berikutnya.
Makassar, 12 Mei 2012
Penulis
Kelompok
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah matu mata kuliah
yang termasuk Mata Kuliah Umum (MKU)
yakni mata kuliah dengan bobot 2 SKS sini wajib diikuti oleh setiap mahasiswa
pada semua program studi terutama untuk program studi non exacta dengan maksud
mahasiswa dikenalkan pada konsep-konsep dasar alamiah dalam menunjang dan
melandasi pengetahuan mahasiswa dalam memahami, mengkaji dan menerapkan
pengetahuan lainnya, khususnya pemecahan-pemecahan masalah, teori maupun konsep
ilmu yang berkaitan dengan alam.
Materi ilmu alamiah
dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan
dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh budaya
modern yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Mengkaji tentang
ciri-ciri manusia
2.
Membahas tentang
rasa keingintahuan manusia
3.
Membahas tentang
perkembangan alam pemikiran manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI MANUSIA
Sebagimana mahluk
hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara morfologis maupun anatomis
termasuk mekanisme organis yang secara signifikan memiliki kesamaan proses
biologis, seperti kebutuhan makan/minim (nutrisi), kebutuhan bernapas
(respirasi), berkembang biak (reprodukksi), menerima rangsang (iritabilitasi),
bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis). Tetapi
dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh
mahluk lainnya yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas) mengalami
perkembangan yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya
fikir (budi daya).
Secara
fisik manusia memiliki banyak kelemahan dibanding mahluk lain, seperti gajah
dapat mengangkat benda yang berat yang tidak dapat diangkat oleh manusia, kuda,
harimau dapat berlari kencang, bahkan dengan nyamuk yang kecil sekalipun
manusia manusia bisa sakit bahkan dapat mengakibatkan kematian. Tetapi karena
manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia dengan kekuatan fikirnya mampu
mengembangklan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu dan teknologi itulah
manusia dapat menaklukan berbagai kekuatan yang dimilki oleh mahluk lain
(hewan), teknologi dapat mengangkat beban yang lebih berat, gerak lari mobil,
pesawat lebih kencang disbanding kuda dan harimau. Dengan demikian keunikan dan
keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah terletak pada daya
fikirnya.
B.
KURIOSITAS (RASA INGIN TAHU)
Berbeda dengan mahluk
lainnya manusia selalu serba ingin tahu terhadap berbagai fenomena alam yang
dialaminya, manusia selalu bertanya ada apa ? (jika terjadi gempa bumi, gunung
meletus, banjir bandang atau gejala alam lainnya khususnya membuat mereka
cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang diteruskan pada daya fikir sehingga
munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu bahkan manusia terus bertanya lebih
jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan bertanya mengapa ?
pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuan
walaupun secara sederhana dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam memenuhi
kebutuhan dan kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan naluriah (instink)
belaka sementara Asimov menyebutnya idle curiosity yang
sifatnya tetap tidak berkembang sepanjang jaman contohnya sarang burung manyar
mungkin yang tercanggih dibanding burung lainnya, tetapi sejak dulu sampai saat
ini sarang burung manyar konstruksi dan motivnya tetap begitu saja, berbeda
dengan manusia dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua, berubah
menjadi rumah sederhana, dengan ilmu dan teknologi manusia dapat membangun
rumah-rumah modern pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu
yang berubah menjadi daya piker yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus
berupaya mencari dan menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan
dalam hidupnya.
C. PERKEMBANGAN
POLA FIKIR MANUSIA
Seperti dijelaskan
dimuka bahwa rasa ingin tahu manusia terus berkembang melalui pengamatan dan
pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang diinginkannya, tetapi
karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas dengan apa yang telah
mereka ketahui bahkan sering menemukan jawaban-jawaban yang tidak dapat
memecahkan masalah dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno sering mereka
mencoba mencari-cari jawaban dengan mereka-reka bahasa untuk memuaskan dirinya
terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan, didengar maupun dicium oleh
mereka. Misalnya apa pelangi itu ? Sebenarnya mereka tidak
mampu menjawab atas pertanyaan itu, tetapi untuk kepuasan maka mereka mencoba
mencari-carai jawaban yang sekiranya dapat memuaskan baik bagi dirinya maupun
orang lain, sehingga mereka menjawab bahwa pelangi itu adalah selendang
bidadari yang sedang mandi, dari jawaban tersebut muncul pengetahuan baru
yakni bidadari. Selanjutnya tetang pertanyaan mengapa gunung meletus ? sekali
lagi mereka tidak mampu menjawab tapi dengan alasan kepuasan mereka menjawab
gunung itu meletus karena yang punya gunung sedang marah, dari
jawaban itu munculah pengetrahuan baru yang punya gunung, sehingga mereka
memperluas pengetahuannya dengan anggapan segala sesuatu itu ada yang punya,
mereka percaya kalau laut itu ada yang punya, angin ada yang punya, pohon besar
ada yang punya dan lain-lain. Oleh karenanya untuk menghilangkan rasa kecemasan
dari yang punya gunung, laut, pohon besar dan lainnya tidak marah maka mereka
melakukan upacara ritual baik dengan cara membaca mantera-mantera,
gerakan-gerakan tarian, penyajian sesajen dan lain-lain.
Pengetahuan-pengetahuan itu merupakan penggabungan dari pengalaman-pengalaman
indrawi dan kepercayaan dan disebut dengan mitos. Cerita-cerita
mitos itu disebut legenda. Mengapa mitos dapat diterima pada
saat itu sebagai suatu kebenaran hal ini karena dilatarbelakangi oleh
keterbatasan indrawi keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahunya yang
segera ingin dipenuhi.
Beberapa keterbatasan
alat indra manusia sebagai penyebab munculnya mitos adalah :
1. Alat Penglihatan
Banyak benda yang
bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata, mata tak dapat
membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda berada pada tempat yang jauh
mata kita tak dapat melihat dengan jelas.
2. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia
terbatas pada getaran yang mempunyai frekwensi dari 30 sampai 30.000 per detik.
Getaran di bawah tiga puluh atau diatas tiga puluh ribu per detik tak
terdengar.
3. Alat Pencium dan
Pengecap
Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, masam,
asin, dan pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung
kita bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian.
4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit
manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif atau
tergantung pada kondisi sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat observasi
yang tepat.
Mengapa mitos dapat
diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan beberapa factor di bawah ini ;
1. Keterbatasan
pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik langsung mmaupun
dengan alat.
2. Keterbatasan
penalaran manusia pada saat itu.
3.
Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Sementara berdasarkan
sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara individu maupun kelompok,
menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M )
menjelaskan
akan berlangsung dalam tiga tahap, Yaitu ;
1. Tahap teologi/fiktif
2. Tahap filsafat/metafisik/abstrak
3. Tahap positif atau
ilmiah ril
Pada tahap teologi
atau fiktif, manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab pertama dn
tujuan akhir dari segala sesuatu, dan selalu diohubungkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakan dalammkaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
Tahap metafisika atau
abstrak, merupakan tahapan manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusioa tidak lagi menyandarkan diri pada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan kepada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakikat sesuatu.
Tahap positif atau
riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau
riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara
positif melalui pengamatan, percobaan, dan perbandingan.
Puncak perkembangan
pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yaitu kira-kira 700 – 500 SM pada
zaman ini mereka sudah mampu menelaah bentuk bumi sehingga mereka berpendapat
bahwa bumi ini berbentuk setengah bola, bumi sebagai hamparan dan langit
beserta bintang-bintang sebagai atap, bahkan yang lebih menakjubkan mereka
sudah mengenal bidang edar matahari sehingga mereka tahu bahwa dalam setiap
365,25 hari matahari beredar kembali pada titik semula dan ini yang disebut
waktu tahun.
Pengamatan terhadap
angkasa raya memiliki daya tarik tersendiri pada masa itu, sehingga pengetahuan
dalam bidang ini cukup pesat, maka munculah pengetahuan rasi-rasi perbintangan
yang sekarang kita kenal yakni; rasi scorpio, rasi virgo, rasi pisces, rasi leo
dan sebagainya rasi-rasi ini erat kaitannya dengan peramalan nasib manusia dan
dikenalah dengan astrologi. Karena pengetahuan ini hanya bersifat
peramalan, imajiner, dugaan dan kepercayaan maka pengetahuan ini disebut Pseudo
science (sain palsu) yakni pengetahuan mitos yang dikaitkan dengan fenomena
alam yang sebenarnya (mirip sebenarnya tetapi bukan sebenarnya).
Sain palsu tersebut
sangat berpengaruh pada para pemikir filosuf yunani seperti Thales ( 624-549)
ia berpendapat bahwa bumi ini adalah sebuah piring yang terapung di atas air,
ia pula yang pertama kali menggagas asal mula benda dan menurutnya semua
kehidupan berawal dari air, hal ini merupakan awal pemikiran yang sangat besar
karena mampu mengalihkan pemikiran mitos yang menganggap semua yang ada dibumi
ini adalah ciptaan dewa, pengaruh pemikiran Thales ini telah menggiring
pemikiran bangsa yunani untuk meninggalkan berfikir mitos secara
perlahan-lahan. Generasi filosuf Yunani yang telah berhasil menyumbangkan buah
pikiurannya diantaranya adalah :
1. Anaximander,
Seorang pemikir kontemporer pada masa Thales. Dia berpendapat bahwa langit yang
kita lihat sebenarnya hanya separuh saja. Langit dan segala isinya itu beredar
mengelilingi bumi, Ia berhasil membuat jam matahari yang menggunakan tongkat
yang tegak lurus dipermukaan bumi, bayangan tongkat dijadikan petunjuk waktu
(jam tongkat) pada tahun 70-an sering kita temukan jenis ini di masjid untuk
pedoman waktu shalat.
2. Anaximenes,
(560-520) Ia berpendapat unsur dasar pembentuk benda adalah air, hal ini
sependapat dengan Thales. Yang dikembaqngkan bahwa air merupakan wujud benda
yang dapat berubah merenggang menjadi api, dan memadat menjadi tanah konsep ini
menjadi awal kansep transmutasi benda.
3. Herakleitos
( 560-470 ), Ia menyangkal konsep anaximenes, menurutnya apilah yang menjadi
dasar transmutasi benda, karena tanpa api benda akan tetap seperti adanya.
4. Phytagoras
(500 SM), Ia berpendapat bahwa sebenarnya yang menjadi unsure dasar pembentuk
benda adalah terdiri empat unsure dasar yaitu tanah, api, udara dan air.Phytagoras sangat
terkenal sebagai ahli matematika dan penemu Dalil Phytagoras
5. Demokritos (460-370),
Pendapatnya adalah bahwa suatu benda dibelah secara terus menerus akan
menghasilkan bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Bagian terkecil
itu disebutnya Atomos atau atom, istilah atom ini sampai saat ini masih dipergunakan
sekalipun konsepnya tidak seperti lagi Demokritus.
6. Empedokles (480-430
SM), Ia tergolong pendukung Phytagoras tentang empat unsure dasar pembentuk
benda ; tanah,air ,api dan udara. Dia mengembangkan konsep tersebut dengan
mengenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan daya
tolak-menolak, kedua gaya tersebut dapat memisahkan atau menyatukan unsure
dasar pembentuk benda tersebut.
7. Plato (427-345 SM), Ia
memiliki cara berpikir yang berbeda dengan filosuf sebelumnya, sebagai seorang
sastrawan, ia tidak berpikir yang bersifat materialistic sebagaimana para
filosuf sebelumnya. Menurutnya bahwa keanekaraman yang terlihat sekarang ini
hanyalah sesuatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial. Gajah yang
bertubuh besar yang kita lihat hanyalah cofy atau duplikat belaka yang tidak
sempurna, maka yang benar adalah idea gajah. Selanjutnya konsep ini dikenal
dengan konsep alam idea plato.
8. Ariestoteles ( 384-322
SM), Ia seorang pemikir besar pada jamannya dan dikenal sebagai perangkum intisari
konsep-konsep filosuf sebelumnya dan memperbaiki konsep-konsep yang dianggap
tidak benar menurut pemikirannya yang selalu rasional dan Ia menjelaskan
tentang Zat tunggal yang disebut Hule sebagai pembentuk
dasar benda yang keberadaannya tergantung pada kondisi, sehingga ia dapat
berubah menjadi tanah, air, udara dan api yang mengalami transmutasi akibat
kondisi dingin, lembab,panas dan kering. Dalam kondisi lembab dan panas hule
akan berwujud api, sedang dalam kondisi kering dan dingin hule akan berwujud
tanah, Ia pun berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada ruang yang hampa
menurutnya jika ada ruang yang hampa maka dengan sendirinya akan terisi ether yang
bersifat immaterial. Ajaran yang penting dari Aristoteles adalah bahwa untuk
mencari kebenaran harus didasarkan logika sehingga ia dikenal sebagai rasionalisme. Konsep
pentingnya adalah orang yang pertamakali melakukan pengklasifikasian hewan dan
mengemukakan konsep abiogenenis (generatio spontanea).
9. Ptolemeus (127-151
SM), Ia seorang filosuf besar setelah Aristoteles kopnsepnya adalah ; Bumi itu
bulat daim seimbang tanpa tiang penyangga dan bumi sebagai pusat tatasurya (
mata hari dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi ) dikenal dengan teori
Geosentris.
10. Ibnu Shina (abad 11) dikenal sebagai ahli
kedokteran
11. Ibnu Choldun ahli sosiologi
12. Al jebra ahli matematika
13. Al Razi, seorang rasionalisme murni yang tidak
percaya pada wahyu dan nabi karena menurutnya dengan akal sudah cukup untuk dapat
membedakan baik dan buruk, yang berguna dengan yang tidak berguna dengan akal
pula kita dapat mengenal Tuhan sehingga menurutnya tidak perlu ada wahyu dan
nabi. Ia dikenal sebagai ahli kimia (penemu air raksa) dan
pengobatan/kedokteran diakhir hayatnya matanya buta karena terlalu banyak baca
dan pengaruh dari reaksi kimia.
14. Ibnu Rusdy ahli filsafat muslim yang
menerjemahkan buku-buku yunani kedalam bahasa Arab sehingga Arab menjadi pusat
ilmu internasional yang kemudian alih bahasa kedalam bahasa latin dan
berkembang ke dunia barat sehingga terkenal dengan pusat perpustakaan masjid Al
Hamra Cordoba (spanyol).
15. Abu Musa Jabir Bin Hayyan, dikenal sebagai
Bapak Kimia
16. Omar Khayyam, dikenal
sebagai seorang ahli matematika dan astronomi.
BAB III
KESIMPULAN
Pola
pikir manusia terus mengalami perkembangan yang diawali oleh rasa ingin tahu (
Kuriositas ) terhadap berbagai gejala alam yang terus memperlihatkan
aktivitasnya dan terkadang membuat manusia menjadi cemas seperti bencana alam
gunung meletus, kebakaran, kekeringan , kebanjiran dan lain-lain. Hal ini
merangsang manusia untuk terus mencari jawaban dan tejadilah berpikir mitos
yang mengandalkan keyakinan untuk suatu kepuasaan. Sejalan dengan perkembangannya
berpikir mitos mulai dihubungkan dengan fenomena alam yang sebenarnya untuk
mendapatkan ramalan nasib manusia maka dikenal psedeu Science atau
juga dikenal Astrologi. Pada masa Yunani berpikuir mitos mulai
ditinggalkan sehingga munculah pemikir-pemikir rasional( filsafat) yang
kebenarannya hanya atas dasar rasio sehingga muncullah konsep-konsep alam yang
sebagiannya saat ini masih dapat digunaklan dan diakui kebenarannya. Dunia
Islam tidak kalah ketinggalan ketika filsafat Yunani mulai padam, Islam
bersinar di Persia melahirkan para filosuf muslim yang nama besarnya mendunia
karena karya-karyanya yang ilmiah yang sampai dengan saat ini masih dijadikan
reference (rujukan) bagi perkembangan sains.
No comments:
Post a Comment