BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Banyak kalangan berpendapat bahwa gelombang demokratisasi
dapat menjadi ancaman
serius bagi identitas suatu bangsa. Dewasa ini hampir tidak satu bangsa
pun di Dunia biasa terhindar dari sapuan gelombang besar demokratisasi. Gelombang demokrasi global yang
ditopang oleh kepesatan teknologi informasi telah menjadikan dunia seperti sebuah perkampungan global (global village)
tanpa sekat pemisah. Lalu
dimanakah identitas lokal berada dan bagaimana sebaiknya suatu bangsa menjadi bagian dari proses demokrasi
global tanpa harus kehilangan identitas nasionalnya. Bersandar pada fenomena tersebut, bab ini akan
membahas tentang hubungan identitas nasional dengan globalisasi:
pengertian, unsur–unsur pembentuk identitas, globalisasi dan multi
kulturalisme.
B.Tujuan
1.Menganalisa
hakikat dan dimensi identitas nasional
2.Menganalisa
unsur – unsur pembentukan identitas nasional.
3.Mengkritisi
konsep dasar globalisasi, dan ketahanan nasional
4.Mengkritisi
konsep dasar multi kulturalisme dan
penerapannya dalam penguatan nasionalisme dan arus globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
IDENTITAS NASIONAL DAN GLOBLISASI
A. Hakikat dan
Dimensi Identitas Nasional
Secara
Harfiah identitas adalah ciri –ciri, tanda – tanda atau jati diri yang melekat pada sesuatu atau seseorang yang
membedakan dengan orang lain. Apa saja baik fisik maupun non fisik,
biasa dijadikan identitas sepanjang ia bisa menjelaskan sesuatu, seseorang, kelompok atau suatu bangsa. Identitas biasa
dinyatakan secara sadar oleh seseorang ataupun kelompok untuk
menjelaskan dirinya atau diungkapkan oleh
orang atau kelompok lainnya. Senada dengan pengertian ini, identitas nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok yang
lebih besar yang diikat oleh kesamaan – kesamaan fisik seperti budaya,
agama, dan bahasa atau bersifat non-fisik seperti keinginan, cita –cita,
dan tujuan. Secara teoritis, seperti
dikatakan Koento Wibisono, pengertian identitas pada hakikatnya merupakan “manifestasi nilai – nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan
ciri – ciri khas, dan dengan ciri – ciri
yang khas tersebut maka suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.
Dengan ungkapan lain, identitas nasional adalah sesuatu yang selalu berubah dan terbuka untuk diberi makna baru
agar tetap sesuai dangan tuntutan zaman. Misalnya, jika Indonesia dikenal
sebagai bangsa yang ramah, santun dan agamis, sebutan ini seyogianya
direnungkan kembali sejauh mana kebenarannya. Secara
umum terdapat beberapa dimensi yang menjelaskan kekhasan suatu bangsa. Unsur-unsur identitas itu secara
normative berbentuk sebagai nilai, bahasa, adat istiadat, dan letak
geografis.
B. Unsur-unsur
Pembentuk Identitas Nasional
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah ia dikenal
sebagai sebuah bangsa yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi
sejarah, kebudayaan,
suku bangsa, agama dan bahasa.
1.Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum terjadi sebuah identitas
Negara bangsa yang modern, bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan
yang gemilang. Dua kerajaan
nusantara, Majapahit dan Sriwijaya misalnya, dikenal sebagai pusat – pusatkerajaan nusantara yang pengaruhnya menembus batas
–batas territorial dimana duakerajaan ini berdiri.
2.Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas
nasional meliputitiga
unsur yaitu; akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia,
misalnya, dapat dilihat pada sikap ramah dan
santun bangsa Indonesia. Sedangkanunsur identitas peradabannya, salah
satunya, tercermin dari keberadaan dasar Negara pancasila sebagai kompromi nilai – nilai bersama (sahred values)
bangsa Indonesiayang majemuk.
Sebagai bangsa maritim, kehandalan bangsa Indonesia dalam pembuatan kapal Pinisi dimasa lalu merupakan
identitas pengetahuan bangsaIndonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa
lain di dunia.
3.Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia.
Namun demikian,lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut,
tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan
hal lain yang harus terus
dikembangkan dan dibudayakan. Kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari 300 kelompok
suku, beragam bahasa, budaya dan keyakinan yang mendiami kepulauan
nusantara.
4.Agama
Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari
kemajemukan alamiah Indonesia. Dengan kata lain, keragaman agama dan keyakinan
di Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara, tetapi juga
merupakan suatu Rahmat Tuhanyang Maha Esa yang harus tetap di pelihara dan
disyukuri oleh bangsa Indonesia.Mensyukuri nikmat kemajemukan pemberian ALLAH dapat
dilakukan dengan, salah satunya, sikap dan
tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan tradisi suatu agama, baik
mayoritas maupun minoritas, atas kelompok lainnya.
5.Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional
Indonesia sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa
Indonesia (bahasa yang digunakan bangsa melayu) sebagai bahasa penghubung
(lingua franca) berbagai kelompok etnis yang
mendiami kepulauan nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa
Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda tahun
1928, yang menyatakan bangsa Indonesia sebagai
bahasa persatuan bangsa Indonesia, talah memberikan nilai tersendiri bagi pembentukan identitas nasional Indonesia.
Lebih dari sekadar bahasa nasional, bahasa
Indonesia memiliki nilai tersendiri bagi bangsa Indonesia, ia telah memberikan
sumbangan besar pada pembentukan nasionalisme Indonesia.
C. Globalisasi, dan Ketahanan Nasional.
Secara umum Globalisasi adalah suatu perubahan social
dalam bentuk semakin bertambahnya
keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat kulturasi dan perkembangan teknologi modern. Istilah
Globalisasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks sosial, budaya, ekonomi,
dan sebagainya.Memahami lobalisasi salah suatu kebutuhan, mengingat majemuknya
fenomena tersebut. Menurut stigligthz
sebagaimana dikutip Sugeng Bahagijo dan Darmawan Wibowo di satu sisi Globalisasi membawa potensi bagi akselerasi
pertumbuhan ekonomi banyak Negara, peningkatan standar hidup serta perluasan
akses atas informasi dan teknologi.,
disisi lain telah membawa kesejangan Utara-Selatan serta kemiskinan
global. Globalisasi merupakan fenomena
berwajah majemuk. Seperti diuraikan Scholte(2000), sebagaimana dikutip oleh Sugeng Bahagijo dan darmawan Triwibowo, bahwa globalisasi diidentikkan dengan: 1.
Internasionalisasi yaitu hubungan antar Negara, meluasnya arus perdangangan
dan penanaman modal; 2. Liberalisasi yaitu pencabutan pembatasan –
pembatasan pemerintah untuk membuka ekonomi tanpa pagar (barderless world)
dalam hambatan perdagangan, pembatasan keluar masuk mata uang, kendali
devisa dan ijin masuk satu Negara (visa; 3. universalisasi yaitu ragam
hidup seperti makanan Donald, diseluruh pelosok penjuru dunia; 4. Westernisasi atau Amerikanisasi yaitu ragam hidup
model budaya Barat atauAmerika;
de-teritorialisasi yaitu perubahan-perubahan beografis sehingga ruang sosial
dalam pembatasan, tempat, dan distance menjadi berubah. Dengan demikian, peningakatan saling keterkaitan antara seseorang atau
satu bangsa dengan bangsa lainnya telah menggiring dunia searah
pembentukan Global (Global Village). Desa Global merupakan kenyaaan
sosial yang saling terpisah secara fisik
tapi saling berhubungan dan mempengaruhi secara non fisik. Seperti harga minyak
bumi dipasaran dunia yang sangat mempengaruhi harga bahan bakar minyak di Indonesia, fluktuasi harga tomat di Eropa,
misalnya, akan berdampak pada harga tomat tradisional di Indonesia. Beberapa
unsur penting terkait dengan globalisasi adalah;1.Global Space (Dinia Maya)Globalisasi
ditunjukan dengan semakin pesatnya penggunaan medis elektronik dalam
mengirim dan menerima informasi surat kabar, radio dan televisi tidak lagi merupakan
sumber utama infomasi; kehadiran internet telah memudahkan informasi dunia diterima oleh siapapun dipenjuru pelosok
dunia. Jika radio dan televisi masih dapat
diawasi dan diatur oleh kekuasaan politik sebuah Negara tidak demikian dengan
media internet. Melalui media internet siapapun dapat mengirim dan mengakses
infomasi tanpa persyaratan lisensi atau bukti kompetensi apa pun.Keadaan
tersebut mambawa beberapa akibat sosial dan budaya: Pertama, mengecilnya ruang dan waktu yang mengakibatkan hampir tidak ada
kelompok orang bagian dunia yang hidup dalam isolasi. Informasi tentang keadaan
di tempat lain atau situasi orang lain dapat menciptakan suatu pengetahuan umum
yang lebih luas dan aktual dari yang ada sebelumnya. Informasi ini pada
gilirannya dapat menimbulkan suatu
solidaritas global yang melintai kelompok etnis batasterritorial Negara, atau kelompok agama. Pada saat
yang sama infomasi yang serba canggih ini dapat pula memberikan kemudahan bagi
seseorang atau suatu kelompok untuk
bergabung dengan kelompok kejahatan lintas Negara untuk merancang kejahatan interasional yang terorganisir. Jaringan
terorisme internasional dapat dimasukkan kedalam kelompok ini. Kedua, dalam bidang politik, batas – batas territorial
suatu Negara menjadi kurang berfungsi. Batas Negara tidak lagi menjadi
batas informasi, karena seseorang yang
berada disebuah kampng di Jayapura misalnya, dapat berhubungan langsung lewat
internet dengan seseorang di New York atau di kota Roma. Ketiga, semua kategori
dalam sosial space menjadi tidak relevan lagi, perbedaan sosial seperti umur,
jenis kelamin, agama, status social, besarnya pendapatan, pejabat atau rakyat, tingkat pendidikan menjadi tidak lagi
penting dalam konteks informasi global melalui jalur internet.
2. Beberapa kecenderungan Gelombang
Globalisasi Terhadap Nasionalisme
Berbagai gejala globalisasi seperti
dijabarkan diatas, membawa akibat dalam tata kehidupan
manusia, dalam pola tingkah laku, bahkan dalam system nilai yang berlaku.
Ada beberapa kecenderungan diri gelombang globalisasi: Pertama, seperti telah disebutkan bahwa salah satu pengaruh yang sangat
kuat dari globalisasi informasi adalah hilangnya diferensiasi sosial dan
dengan itu hirarki sosial cepat atau lambat
akan kehilangan kekuatan dan aktualitasnya. Pada akhirnya hubungan sosial ditentukan oleh kesepakatan
bersama. Kekuasaan, tida lagi menduduki
fungsi primer; ia hanya bersifat subside. Factor yang lebih menentukan kehidupan
bersama adalah kepercayaan dan komunikasi horizontal diantara anggota suatu
kelompok atau antar warga Negara tanpa mempertimbangkan atribut dalam hararki
sosial. Kedua dengan adanya arus lalu lintas informasi yang sangat canggih (information superghway) pengawasan
terhadap akses informasi oleh lembaga sensor atau Negara semakin berkurang. Hal serupa berlaku juga dalam bidang
lainnya seperti pendidikan dan
pemerintahan. Control tidak lagi berjalan secara vertical dari atasan
kebawahan, tetapi lebih berbentuk saling pengawasan (mutual control) diantara orang-orang yang merasa dirinya sama dan sejajar.
Hal yang membedakan hanya fungsi dan
tugas dalam suatu lembaga atau komunitas. Control tidak lagi tanda kekuasaaan pihak yang satu terhadap yang lain,
tetapi menjadi petunjuk antara dua pihak yang saling memperhatikan
dan mempercayai. Ketiga, munculnya
cyberspace yang menerobos batas territorial Negara akan berdampak
Negara tidak lagi memonopoli semua peraturan. Keempat,
adanya suatu gelombang perubahan didalam konstelasi politik global. Apabia sebelumnya
politik global bersifat bipolar seperti misalnya Barat Versus Timur,
Negara – Negara industri maju versus Negara berkembang. Kelima, saling
menguatnya hubungan antar Negara yang berarti semakin kuat yang saling
ketergantungan. Keenam, globalisasi
menonjolkan pemain-pemain baru dibidang politik,keamanan, ekonomi,
social, lingkungan hidup dan hak-hak asasi manusia. Ketujuh, lahirnya berbagai isu baru didalam agenda hubungan – hubunganinternasional. Isu- isu baru tersebut antara lain
hak asasi manusia, intervensi kemanusiaan,
perkembangan demokrasi atau demokratisasi, dan keinginan untuk mengatur suatu tata cara atau system pengolahan
global, misalnya didalamlingkungan dunia yang berkenaan dengan paru-paru
dunia.
3. Tantangan Masa Depan Gelombang
Globalisasi
Beberapa yang menjadi tantangan besar dan bersama
mengutip pendapat tilaar, yang
diakibatkan dari gelombag globalisasi adalah sebagai berikut:
a. Program melawan kemiskinan. Globalisasi bukan hanya memberikan banyak nilai
positif tetapi juga dapat mengakibatkan
semakin miskinnya Negara-negara yang kualitas sumberdaya manusianya
rendah, serta kekurangan sumberdaya alam.
b. Memperjuangkan dan melaksanakan
hak asasi manusia. Gelombang globalisasi
dapat saja menginjak-injak hak asasi manusia apabila motif yang mendasari
perubahan social dan ekonomi semata-mata berdasarkan profit.
c. Menciptakan dan memelihara
tatanan dunia yang aman. Perdagangan bebas, hasasi manusia tidak dapat
dilaksanakan didalam dunia yang kacau. Adalah merupakan tanggung jawab dari
setiap manusia dan Negara untuk menciptakan tatanan dunia yang aman
tersebut.
d. Perlu diwujudkan tatanan ekonomi
dan keuangan yang baru. Lembaga lembaga
ekonomi dan keuangan lama yang dilahirkan pada masa perang dingin serta tatanan dunia yan lama, seperti
badan-badan IMF, World,Bank, WTO,
perlu ditata kembali supaya lebih sesuai dengan tuntutan hidupinternasional yang baru.
e. Melindungi
dan memelihara plnet bumi sebgai satu-satunya tempat kehidupan bersama
manusia. Oleh sebab itu perlindungan ekosistem bukan hanya tanggung jawab suatu kelompok masyarakat atau Negara,
tetapi merupakan tanggung jawab setiap manusia dimuka bumi ini.
f. Kerja sama
regional perlu dikembangkan didalam rangka kerja samainternasional.
Bahkan Alan Gmann didalam bukunya The End Globalisation menyatakan
bahwa sebenarnya kerja sama internasional bertumpu pada kerjasama regional, bahkan kerja sama
bilateral atau kerja sama nasional dalam rangka kerja sama regional tersebut.
D. Multi kulturalisme:Antara
Nasionalisme dan Globalisasi
Salah satu isu penting yang mengiringi gelombang
demokratisasi adalah munculnya wacana multi kulturalisme pada intinya adalah
kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memedulikan
perbedayaan budaya, etnik, jender, bahasa, maupun agama. Menurut Gurpreet Mahajan, konsep
multikulturalisme sebenarnya relative baru. Menurutnya, sekitar1950-an gerakan multitural muncul pertma kali di kanada dan
Australia, kemudian amerika serikat, ingris, jerman, dan lainnya. Pengertian
Multikulturalisme Istilah Multi kulturalisme
mulai digunakan orang sekitar tahun 1950-an di Kanada untuk menggamarkan masyarakat Kanada diperkotaan yangmultikulturalisme manjadi konsep yang menyebar dan
dipandang penting bagimasyarakat majemuk dan kompleks didunia, dan bahkan
dikembangkan sebagaistratgi integrasi kebudayaan melalui pendidikan
multicultural. Multikulturalisme diantara Nasionalisme dan Globalisasi Dalam
sejarahnya, nasionalisme Indonesia melalu beberapa tahap perkembangan, tahap pertama
ditandai dengan tumbuhnya perasaan kebangsaan dan persamaan nasib yang yang diikuti dengan perlawanan terhadap
penjajahan baik sebelum maupun sesudah
proklamasi kemerdekaan. Nasionalisme religius dan nasionalisme sekuler agaknya
muncul setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan. Tahap kedua adalah bentuk nasionalisme Indonesia yang merupakan
kelanjutan dari semangat revolusioner
pada masa perjuangan kemerdekaan, dengan peran pemimipan nasional yang
lebh besar. Nasionalisme itu mengandaikan adanya ancaman musuh dari luar
terus menerus terhadap kemerdakaan Indonesia. Tahap ketiga, adalah nasionalisme
persatuan dan kesatuan kelompok oposisi atau mereka
yang tidak sejalan dengan pemerintah disingkirkan karena akan mengancam persatuan
dan stabilitas. Tahap keempat adalah
nasionalisme cosmopolitan. Dengan bergabungnya Indonesia Indonesia dalam system Global internasionalisme nasonalisme
Indonesia yang dibangun adalah cosmopolitan yang menandaskan bahwa Indonesia
sebagai bangsa yang tidak dapat
menghindari dari bangsa lain namun dengan memiliki nasionalisme cultural ke Indonesiaan dengan
memberikan kesempatan kepada faktor-faktor di daerah secara langsung
untuk menjadi faktor kosmopolit.
BAB III
PENUTUP
A. SARAN
Bagi siapa saja yang membaca makalah ini, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua dalam
menjalankan segala aktifitas sebagai seorang mahasiswa.
B. KESIMPULAN
Kami
menyimpulkan bahwa identitas nasional dan globalisasi menjelaskan tentang: 1.Identitas nasional pada hakekatnya merupakan
manifestasi nilai – nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan
ciri – ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tersebut maka suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan
merupakan sesuatu yang sudah selesai,
tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Dengan kata lain,
identitas nasional adalah sesuatu yang selalu berubah dan terbuka untuk diberi
makna baru agar tetap sesuai dengan tuntutan zaman. 2.Identitas nasional dapat juga bermuara pada
suatu ideologi. Di Indonesia, identitas tersebut adalah pancasila. Memang
pancasila pada era Orde Baru mengalami
degradasi makna karena penafsiran dan pemaknaan pancasila yang cenderung bersifat indoktrinatif. Untuk itu
perlu dilakukan refitalisasi pancasila, atau meminjam istilah
azyumardi Azra, perlu dilakukan rejuvenasi pancasila.
Caranya? Jadikanlah pancasila sebagai ideologi terbuka yang dialogis. 3.Masalah yang cukup menantang berkenaan dengan
identitas nasional adalah bagaimana
identitas nasional menghadapi hantaman globalisasi? Konsep globalisasi
yang pada gilirannya dapat menimbulkan suatu solidaritas global yang melintasi
kelompok etnis, batas territorial Negara, atau kelompok agama, bagaimana dengan peran identitas nasional.3.Identitas nasional Indonesia yang berbasis pada
masyarakat multikultur sangat relevan
bagi penegasan kembali identitas nasional bangsa Indonesia yang demokratis, inklusif, dan toleran dengan
tetap mengakar pada identitasnya yang
majemuk sebagaimana terefleksi dalam konsep dasar Negara pancasila. Konsep masyarakat multi kultural
dapat menjadi wadah pengembangan demokrasi dan masyarakat madani serta
bisa menjadi modal sosial (social capital) bagi pemgembangan model masyarakat
multi cultural Indonesia dalam bingkai Negara kesatuan Republik
Indonesia.
Lebih lanjut:,
Link : http://WeeklyYouthPay.com/?ref=92054
Lebih lanjut:,
Link : http://WeeklyYouthPay.com/?ref=92054
I like this :)
ReplyDelete